DATA PENGUNJUNG

Website counter

MISKONSEPSI

Setiap manusia berpikir, begitulah alaminya seorang manusia sampai - sampai ada seorang filsuf Prancis yang bernama Rene Descartes mengatakan "cogito ergo sum" yang berarti "Aku berpikir maka aku ada".
Proses berpikir adalah hal yang lumrah, alami, dan normal. Cara berpikir seseorang menentukan bagaimana jadinya orang tersebut, orang yang berpikir besar maka akan menjadi 'besar' orang yang berpikir sempit maka hanya akan menjadi orang yang 'kerdil'....(baca selanjutnya)

MENYIKAPI ANAK KRITIS
Anak yang banyak bertanya menandakan kritis, cerdas, dan kreatif. Tapi banyak orang yang tak sabar, lalu bagaimanakah dengan Anda?

Hari Rabu pagi saya mengajar IPA di kelas 4 tentang energi. Seperti biasanya, setelah diberi arahan tentang yang akan dipelajari, saya biasa menugaskan siswa untuk membaca terlebih dahulu. Sepuluh menit berlalu, tiba – tiba siswa mulai ada yang bertanya “Pak Guru, listrik terbuat dari apa?”, mendapat pertanyaan demikian tentu saja saya berpikir cukup keras untuk mencari jawaban. Karena tidak mungkin saya jawab dengan teori listrik maka saya arahkan siswa dengan tanya jawab tentang dinamo sepeda. Akhirnya siswa yang bertanya tadi pun diam, seolah seperti sudah terpenuhi jawabannya.

Ternyata perkiraan saya salah...baca selanjutnya

Jumat, 19 Agustus 2011



Kecil-Kecil Sudah Berkacamata




Kacamata seringkali melekat kepada gambaran seorang cendekiawan, kutu
buku, dan bahkan seorang ilmuwan . Tetapi, bagaimana jika yang memakai anak – anak kecil seperti anak usia Sekolah Dasar?

Ketika saya menjadi guru di SDN Tritih Wetan Jeruklegi Cilacap pada tahun 2008, disana saya banyak menjumpai anak – anak yang berkacamata mulai dari kelas 2 hingga kelas 6. Saya tertarik dengan anak – anak bekacamata ini, dan ingin tahu apakah penglihatan mereka kurang baik karena faktor keturunan atau kebiasaan?
Setelah saya pelajari anak – anak berkacamata ini, saya dapati bahwa orang tua mereka sebagian besar tidak berkacamata dan sebagian kecil saja yang berkaca mata.

FAKTOR KETURUNAN DAN LINGKUNGAN
Seperti yang dikatakan Dr. Setiowati Suhardjono Spm dari Bagian Ilmu Penyakit Mata FKUI-RSUPN Cipto Mangunkusumo, "Pada beberapa kasus ditemui kelainan mata pada anak sudah terjadi sejak lahir." Kelainan yang tampak sejak lahir ini disebut kelainan kongenital. Penyebabnya macam-macam, antara lain kelainan kromosom, infeksi intra-uterin (dalam kandungan), dan sebab-sebab lain yang tak diketahui.
Akibat kelainan kongenital, anak dapat mengalami gangguan refraksi, yaitu kelainan pada kornea untuk memfokuskan cahaya, seperti rabun jauh dan dekat, juling, atau malah mengakibatkan penglihatan tak dapat sama sekali alias buta. "Para balita yang berkacamata biasanya disebabkan ada kelainan refraksi pada penglihatannya sehingga untuk menyembuhkannya atau mengembalikan refraksinya ke arah normal diperlukan bantuan kacamata," (Kompas.com http://kesehatan.kompas.com/read/2010/02/18/11072762/Jika.Anak.Balita.Harus.Berkacamata)
Hal senada tentang faktor penyebab kelainan pada mata juga disampaikan oleh Dr. Gusti G Suardana, SpM dari Jakarta Eye Center, bahwa penyebab anak berkacamata ada dua
yaitu faktor keturunan dan faktor lingkungan. Bila kedua orangtua menggunakan koreksi kacamata, maka besar kemungkinan anaknya akan menggunakan kacamata juga. Namun apabila hanya salah satu orangtua yang menggunakan kacamata, peluang ini akan lebih sedikit. Lantas, bagaimana jika kedua orangtua si anak tidak memakai kacamata? Jawabnya, tetap saja ada peluang bagi anak memakai kacamata. Artinya, ini bukan lagi karena faktor turunan, melainkan faktor lingkungan. (Okezone.com http://lifestyle.okezone.com/read/2011/01/20/195/416226/kecil-kecil-kok-sudah-berkacamata)

A. Faktor Genetik
Faktor genetik sangat berpengaruh. Kelainan yang disebabkan genetik bisa berasal dari orang tua ataupun Kakek. Orangtua yang memiliki bola mata besar kemungkinan anaknya juga mempunyai bola mata besar, sedangkan orang tua yang memiliki bola mata kecil kemungkinan besar anaknya juga seperti itu. Dengan kata lain bila orang tua berkaca mata maka anaknya lebih berpotensi untuk berkacamata bila dibandingkan dengan anak yang orang tuanya tidak berkaca mata.

B. Pola Makan Ibu Hamil
Pola makan ibu hamil sangat mempengaruhi kondisi janin. Kekurangan vitamin A dan C semasa dalam kandungan dapat mengganggu pembentukkan organ mata. Untuk ibu hamil sebainya kebutuhan vitamin A dan C tercukupi dengan baik.

C. Pola Kebiasaan Anak
Pola kebiasaan anak yaitu seperti kebiasaan melihat screen (televisi, komputer, bermain play station dll), serta membaca dan menulis.



- Kebiasaan Menonton TV
Terlalu lama menonton TV apalagi dengan jarak yang terlalu dekat dapat merusak mata anak.. Dengan melihat terlalu dekat, anak harus melihat dengan akomodasi kuat. Artinya, ada upaya mata untuk menyesuaikan diri terhadap stres. Alhasil, saat melihat jauh, fokus akan jatuh di depan retina, sehingga membutuhkan kacamata minus untuk melihat jauh. Biasakan anak – anak agar menonton TV tidak terlalu dekat ukuran aman untuk melihat TV adalah 6 x diagonal televisi.
- Kebiasaan Membaca dan Menulis
Ketika anak membaca terkadang dengan posisi tiduran atau bila duduk dengan posisi menunduk sangat dekat sehingga seolah – olah mata menempel pada buku.














Biasakan anak – anak agar membaca dan menulis dengan posisi duduk yang baik yaitu duduk dengan tegap tidak miring, tidak membungkuk dan tidak melengkung ke belakang. Biasakan jarak baca dan tulis adalah sekitar 30 cm antara mata dengan buku.

D. Terjadi Kecelakaan
Anak – anak sangat suka bermain panah – panahan, lempar barang dan berbagai aktivitas fisik lainnya. Aktivitas fisik ini terkadang bisa membahayakan penglihatan anak, misalnya seperti bermain panah – panahan dengan lidi. Bila lidi mengenai mata anak tentu hal ini sangat berbahaya sekali.




KALAU MATA ANAK SUDAH MINUS

Tanda – tanda mata minus pada anak dapat kita lihat dari perilakunya seperti berikut ini :

- Membaca dan menonton TV terlalu dekat. Bila anak menonton TV dari jarak agak jauh tidak jelas, sehingga harus mendekat.

- Memicingkan matanya.
Memicingkan mata saat melihat jauh merupakan tanda yang signifikan adanya gangguan pada mata si kecil. Memicingkan mata dilakukan untuk mengurangi paparan cahaya yang mengenai mata, sehingga diharapkan objek akan terlihat dengan lebih jelas. Biasanya dilakukan pada keadaan silau dan pada objek-objek yang jauh. Jika si kecil melakukannya pada objek-objek yang relatif tidak perlu memicingkan mata, curigai bahwa ada gangguan pada jarak pandangnya.

- Menutup sebelah matanya.
Dengan menutup sebelah mata, anak akan menemukan bahwa salah satu matanya bisa
melihat dengan lebih jelas ketimbang mata yang satunya. Saat melihat objek jauh, ia akan mengandalkan mata yang sehat tersebut dengan cara menutup matanya yang terganggu. Jika

- Prestasi belajar menurun.
Bila penglihatan anak buruk maka dapat dipastikan bahwa anak kurang dapat mengikuti kegiatan belajar dengan baik. Penglihatan yang buruk akan sangat menggangu aktivitas membaca dan menulis

- Mengeluh pusing dan sakit kepala. Apa yang terjadi jika salah satu mata bisa memandang dengan jelas, sedangkan mata yang satu lagi tidak? Keluhan yang paling umum terjadi adalah pusing, dengan/tanpa sakit kepala. Keluhan ini bukan semata-mata disebabkan oleh beban pelajaran sekolah yang berat, tapi lebih dari itu mungkin disebabkan gangguan pada matanya.

- Mata sering berkedip, perih, dan berair. Anak akan lebih sering mengedipkan matanya untuk menyingkirkan rasa berkabut di matanya. Kebiasaan ini jika berlanjut maka ia akan merasa matanya perih dan berair jika tidak berkedip. Kedipan ini akan mengurangi frekuensi memicingkan mata.

Bila mata anak sudah minus sebaiknya segera periksakan ke dokter untuk dipilihkan kacamata yang sesuai untuk membantu penglihatannya. Semakin cepat ia memakai kacamata semakin lambat pertambahan minusnya. Namun, bila minusnya hanya setengah dan ia tak mengeluh pusing tidak memakai kacamata tidak apa-apa.

SIAPKAN MENTAL ANAK UNTUK MEMAKAI KACAMATA
Masa anak – anak adalah usia dimana tahap perkembangan fisik sangat pesat. Mereka biasanya sangat senang dengan aktivitas tinggi seperti bermain kejar – kejaran. Kacamata pada anak cenderung akan membatasi gerak-geriknya sehingga anak sebaiknya dipersipkan bila harus memakai kaca mata.
Berikan penjelasan mengapa ia harus menggunakan kaca mata, misalnya ada kelainan bola mata, agar dapat melihat lebih jelas dan mengikuti pelajaran di sekolah. Ajarkan anak untuk percaya diri, bahwa berkacamata bukanlah cacat, hal ini dimaksudkan agar anak tidak minder ketika bertemu dengan teman – temannya.



Referensi
http://www.ibudanbalita.com/diskusi/pertanyaan/46028/Penyebab-si-Kecil-Berkacamata
http://lifestyle.okezone.com/read/2011/01/20/195/416226/kecil-kecil-kok-sudah-berkacamata
http://kesehatan.kompas.com/read/2010/02/18/11072762/Jika.Anak.Balita.Harus.Berkacamata

Selasa, 07 Juni 2011

Benarkah Tiap Bagian Lidah Merasakan Rasa Tertentu?


Benarkah Tiap Bagian Lidah Merasakan Rasa Tertentu?
Dalam teori sains disebutkan bahwa lidah dapat merasakan 4 macam rasa yang terletak pada posisi tertentu.
Ujung lidah merasakan manis, samping depan untuk merasakan asin, samping belakang untuk merasakan asam dan pangkal lidah untuk merasakan pahit. Benarkah hal ini?

Asal Mula Peta Rasa Lidah
Pada tahun 1901, ilmuwan Jerman yang bernama Hanig menerbitkan tesis PhD dalam bidang filsafat. Dalam tesisnya Hanig menunjukkan diagram yang menggambarkan kesimpulan dari hasil penelitiannya terhadap persebaran sensitivitas pengecap lidah.
Diagram yang ditunjukkan Hanig menunjukkan sensitivitas rasa manis pada ujung lidah, sensivitas rasa asin berada pada samping depan, sensivitas rasa asam pada samping belakang, dan sensivitas rasa pahit berada di pangkal lidah.
Lalu pada tahun 1942 ada seorang peneliti yang bernama Edwin Boring membahas data yang yang dikemukakan Hanig dalam bukunya Sensation and Perception in the History of Experimental Psychology . Boring menunjukkan argumen yang menguatkan penemuan Hanig, bahwa sensivitas lidah berbeda – beda pada tiap bagian.
Boring mengambil data Hanig dan menyimpulkan tingkat sensitivitas lidah dengan memberikan angka. Lalu angka – angka ini dipilah – pilah dalam sebuah grafik yang mana menjadi pedoman bagi ilmuwan lain bahwa sensivitas rasa yang spesifik hampir tidak ada, sensivitas rasa berkumpul pada area tertentu lidah dan terpisah dari sensivitas rasa yang lain.
Dari sinilah, peta rasa lidah tercipta dan akhirnya dikenalkan pada siswa sekolah melalui buku pelajaran. Semenjak peta rasa lidah diajarkan dan menjadi teori yang dikenal masyarakat, orang – orang percaya bahwa manis, asin, asam dan pahit hanya terasa pada bagian tertentu lidah.

Bukti yang Menunjukkan Peta Rasa Lidah Keliru
Pada tahun 1974 ada seorang peneliti yang bernama Virginia Collings menerbitkan buku Perception and Psychophysics, re-examined the differences in taste perception across the tongue. Dia menemukan bahwa ada variasi rasa pada bagian lidah tertentu ketika merasakan manis, asam dan asin, tetapi ia juga menyimpulkan bahwa variasi tersebut sangat kecil dan tidak signifikan. Silahkan lihat video pembuktian miskonsep peta berikut.



Video ini adalah pembuktian yang saya lakukan dengan siswa SD Negeri Mandala Jeruklegi Cilacap mengenai peta rasa lidah

Mengapa Peta Rasa Lidah Bisa Menjadi Acuan Dalam Waktu Yang Sangat Lama Bahkan Hingga Sekarang?
Peta rasa lidah menjadi konsep yang keliru begitu lama mungkin disebabkan karena kurang kritisnya masyarakat terhadap ilmu pengetahuan. Sains dianggap ilmu pasti yang tidak pernah salah dan tidak berubah. Padahal sebenarnya teori – teori Sains masih banyak yang mengalami koreksi.

Kesimpulan
Ilmuwan sekarang percaya bahwa semua sel pengecap pada lidah dapat merasakan rasa seperti asin, manis, asam dan pahit. Ketika kita memakan makanan, maka sel pengecap lidah akan menunjukkan reaksi tertentu pada makanan yang berbeda rasa. Dengan reaksi berbeda inilah rasa makanan dikenali oleh otak kita.


Referensi
http://cheriwalters.com/2010/07/the-truth-about-your-taste-buds
http://en.wikipedia.org/wiki/Taste_bud
http://healthlibrary.epnet.com/getcontent.aspx?token=9076b2c9-0730-4f1a-b6fa-5a462bb0a011&chunkiid=157007
http://www.nytimes.com/2008/11/11/health/11real.html?_r=1

Selasa, 10 Mei 2011

Kesalahan Penggunaan Preposisi Ke di Depan Kata Benda Persona/ Kata Gantinya



Kata ke dapat digunakan sebagai kata depan/ preposisi dan bisa digunakan sebagai awalan sebuah kata.
Contoh ke sebagai kata depan
1.Setiap Jumat Randi pergi ke rumah neneknya.
2.Ibu pergi ke pasar membeli buah melon dan seikat kacang panjang.
Sedangkan contoh ke sebagai awalan adalah sebagai berikut
3.Ayah kemarin malam kehujanan.
4.Piman kelelahan setelah bekerja seharian.

Pada contoh di atas jelas sekali perbedaan ke sebagai kata depan dan ke sebagai awalan. Ke sebagai kata depan digunakan untuk menyatakan tempat tujuan, dan ditulis terpisah dari kata yang didahuluinya.
Sedangkan ke sebagai awalan mempunyai arti yang berbeda tergantung pada kata yang dibentuknya dan penulisannya adalah digabung.
Siswa di kelas tinggi masih banyak yang bingung ketika menggunakan ke sebagai kata depan dan awalan. Bahkan kadang dijumpai siswa menggunakan ke di depan kata benda persona atau kata gantinya.
Bila ke digunakan di depan kata benda persona atau kata gantinya, hal ini tidaklah benar
contoh :
1.Ratika sudah memberikan titipan ibu ke Pak Saputra.
2.Pemecahan masalah matematika ini akan saya ajukan ke Bu Meyra yang ahli matematika.

Kata ke pada kalimat di atas sebaiknya diganti dengan kata kepada sehingga kalimat menjadi seperti berikut :
1.Ratika sudah memberikan titipan ibu kepada Pak Saputra.
2.Pemecahan masalah matematika ini akan saya ajukan kepada Bu Meyra yang ahli matematika.


Referensi
Sabariyanto, Dirgo.1998.Bahasa Surat Dinas.Mitra Gama Widya:Yogyakarta

Kesalahan Ejaan Penulisan Nama Bulan Februari dan November


Pada saat siswa menulis nama bulan baik ketika sedang pelajaran Bahasa Indonesia maupun pelajaran yang lain, masih sering didapati penulisan nama bulan Pebruari dan Nopember.
Penulisan nama bulan Pebruari dan Nopember tidaklah tepat karena kedua kata ini bukan bentuk baku. Mengapa bukan bentuk baku?
Kata Pebruari dan Nopember berasal dari Bahasa Inggris February dan November, jadi kedua kata ini merupakan kata serapan dari bahasa asing.
Bahasa Indonesia adalah bahasa yang menyamakan tulisan dan pengucapan, tidak seperti Bahasa Inggris, penulisan dan pengucapan berbeda jauh sekali. Jadi untuk menyerap bahasa asing menjadi bahasa Indonesia kaidah yang digunakan adalah kesamaan antara pengucapan dan penulisan serta semirip mungkin dengan bentuk asli.
Bentuk baku bulan tersebut menjadi Februari dan November.

Jika nama bulan aslinya adalah February dan November, mengapa di masyarakat kita bisa muncul dalam bentuk Pebruari dan Nopember?
Dirgo Sabariyanto di dalam buku Bahasa Surat Dinas halaman 42 menjelaskan tentang asal penamaan Pebruari dan Nopember seperti berikut ini (Dirgo Sabariyanto adalah seorang peneliti pada Balai Penelitian Bahasa di Yogyakarta) :
“Mengapa sampai ada kata Pebruari dan Nopember serta Februari dan November? Ceritanya sebagai berikut. Kita mengetahui bahwa para nenek dan kakek kita umumnya belum berpendidikan tinggi. Oleh sebab itu, mereka belum dapat mengucapkan bunyi – bunyi (fonem) yang mereka anggap masih bunyi asing, yaitu /f/ dan /v/. Kedua bunyi itu mereka ganti dengan bunyi miliknya, yaitu /p/. Karena kita sudah terpelajar dan bunyi /f/ dan /v/ milik kita, kedua bunyi itu harus kita gunakan. Artinya, kita tidak perlu mengganti kedua bunyi itu seperti nenek dan kakek kita.“

Dari penjelasan di atas sudah jelas bahwa bentuk baku kedua nama bulan adalah Februari dan November bukan Pebruari dan Nopember.


Referensi
Sabariyanto, Dirgo.1998.Bahasa Surat Dinas.Mitra Gama Widya:Yogyakarta

Kesalahan Penulisan Alamat Surat Resmi Dengan Menggunakan Kepada dan Yth. Secara Bersamaan


Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia materi penulisan surat, saya sering mendapati siswa kelas 4 sampai 6 masih kurang tepat saat menulis alamat tujuan surat yaitu menggunakan kata Kepada dan Yth. secara bersamaan. Contoh seperti berikut ini
Kepada
Yth. Kepala Desa Mandala
Jalan Curug Mandala Jeruklegi Cilacap

Model penulisan alamat seperti contoh di atas tidaklah tepat, karena kata kepada mempunyai fungsi untuk menghubungkan antar bagian kalimat seperti pada contoh berikut
Ela telah memberikan buku kepada Siti.
Bu Winarti meminta selembar kertas kepada Andri.

Jadi penulisan alamat tujuan surat di atas dapat diperbaiki menjadi seperti berikut ini
Yth. Kepala Desa Mandala
Jalan Curug Mandala Jeruklegi Cilacap

Secara lengkap kaidah untuk menulis alamat tujuan surat resmi adalah sebagai berikut: (Dirgo Sabariyanto halaman 46)

1.Satuan yang terhormat disingkat Yth.
2.Huruf awal pada singkatan Yth. ditulis dengan huruf capital
3.Kata kepada tidak perlu dicantumkan
4.Sapaan ibu, bapak, saudara dapat digunakan jika diikuti nama orang dan huruf awal sapaan – sapaan itu ditulis dengan huruf kapital
5.Gelar akademik dan pangkat dapat dicantumkan jika diikuti nama orang
6.Jika jabatan seseorang dicantumkan, kata sapaan tidak digunakan agar tidak ada kerancuan penulisan
7.Kata jalan jangan disingkat
8.Kata nomor yang lazim disingkat No. untuk nomor rumah atau bangunan tidak perlu dituliskan karena merupakan hal yang mubazir jika ditulis
9.Huruf awal nama kota ditulis dengan huruf kapital
10.Kode pos ditulis setelah penulisan nama kota
11.Akhir baris – baris alamat tujuan tidak dibubuhkan tanda titik
12.Spasi baris – baris itu jangan dijarang – jarangkan


Referensi
Sabariyanto, Dirgo.1998.Bahasa Surat Dinas.Mitra Gama Widya:Yogyakarta

Kesalahan Penulisan Tanggal Surat


Ketika siswa praktik menulis surat, biasanya siswa masih banyak yang bingung bagaimana cara menulis tanggal surat, meskipun sudah diajarkan cara penulisan surat secara detail, tetapi masih sering dijumpai penulisan tanggal surat seperti berikut ini :
1.Cilacap, Tanggal 20 April 2011
2.Cilacap, 12 April ‘11
3.Cilacap. 30 – 03 – 2011

Bentuk penulisan tanggal di atas tidaklah tepat, penulisan tanggal di atas dapat diperbaiki sehingga menjadi seperti berikut :
1.Cilacap, 20 April 2011
2.Cilacap, 12 April 2011
3.Cilacap, 30 Maret 2011

Secara lengkap kaidah untuk menulis tangal surat adalah sebagai berikut: (Dirgo Sabariyanto halaman 41)
  1. Bagian tanggal surat dutulis dua kali kaitan mesin ketik dari garis pemisah kepala surat dengan bagian surat lainnya.
  2. Kata tanggal tidak perlu ditulis
  3. Nama tempat instansi tidak ditulis karena sudah tercantum pada kepala suarat
  4. Angka tahun ditulis lengkap
  5. Nama bulan ditulis dengan huru
  6. Penulisan nama bulan jangan disingkat misalnya Bulan Januarai disingkat Jan.
  7. Pada akhir baris tidak dibubuhkan tanda titik
  8. Spasinya tidak dijarang – jarangkan
  9. Tidak perlu dibubuhkan garis bawah
  10. Huruf awal nama bulan ditulis dengan huruf kapital


Referensi
Sabariyanto, Dirgo.1998.Bahasa Surat Dinas.Mitra Gama Widya:Yogyakarta

MISKONSEPSI


Setiap manusia berpikir, begitulah alaminya seorang manusia sampai - sampai ada seorang filsuf Prancis yang bernama Rene Descartes mengatakan "cogito ergo sum" yang berarti "Aku berpikir maka aku ada".
Proses berpikir adalah hal yang lumrah, alami, dan normal. Cara berpikir seseorang menentukan bagaimana jadinya orang tersebut, orang yang berpikir besar maka akan menjadi 'besar' orang yang berpikir sempit maka hanya akan menjadi orang yang 'kerdil'.
Einstein menjadi seorang ilmuwan modern yang karyanya sangat bagus karena cara berpikirnya yang luar biasa, Thomas Alva Edison menjadi penemu yang menakjubkan karena cara berpikirnya yang menakjubkan, meski berkali - kali mengalami kegagalan hingga mencapai 3000 kali sebelum menemukan lampu pijar yang sangat berguna hingga sekarang

"Genius is one per cent inspiration and ninety-nine per cent perspiration" (Thomas A.Edison).

Presiden kita SBY, menjadi presiden yang berwibawa karena cara berpikir beliau yang hebat, Presiden RI pertama, Sukarno menjadi orang yang amat disegani di dunia internasional juga karena cara berpikirnya yang tidak biasa. Hubungannya dengan kita? Bagaimanakah cara berpikir kita?

Cara berpikir ditentukan sejak manusia dapat menyerap informasi dari dunia luar, meskipun masih janin. Pemahaman yang diproses melalui pengalaman akan berkembang seiring bertambahnya usia dan pengalaman sehingga akhirnya membuat kita mempunyai pola pikir yang berbeda dari orang lain. Pola berpikir inilah yang disebut dengan konsepsi atau mindset.
Lalu apa hubungan konsepsi dengan guru?

Guru adalah figur yang dijadikan teladan bagi siswa baik PAUD, SD, SMP maupun siswa SMA. Cara berpikir guru akan sangat mempengaruhi cara berpikir siswa. Guru cerdas dan kreatif akan menghasilkan siswa dengan cara berpikir cerdas dan aktif, sebaliknya jika guru pemalas dan tak segan membocorkan soal UN maka akan menghasilkan siswa penuh kecurangan, yang akhirnya berkembang dengan cara berpikir menghalalkan segala cara.
Pembelajaran di sekolah cenderung masih berupa hafalah konsep pengetahuan. Siswa tidak diajak untuk menelaah suatu ilmu, apakah itu relevan ataukah tidak, serta bagaimana memecahkan masalah. Siswa dikatakan pintar bila mampu menghafal konsep yang dibuktikan dengan ujian meskipun konsep tersebut adalah konsep yang salah.
Mungkinkah praktik pendidikan sistem hafalan terus dilanjutkan?
Belajar dengan hafalan adalah hal yang penting, akan tetapi ilmu pengetahuan berkembang terus - menerus, jika cara belajar dengan hafalan yang paling dominan maka hanya akan menghasilkan manusia yang tak ubahnya seperti beo, hanya bisa menirukan saja, dan kekeliruan pemahaman akan pengetahuan pun diwariskan terus menerus, inilah miskonsepsi yang dimaksud.

Akhirnya jadilah generasi yang hanya puas memakai bukan mencipta, jadilah generasi mandek yang hanya menunggu bukan merintis. Miskonsep terjadi tidak hanya pada cara berpikir, tetapi juga meliputi salah konsep materi - materi pelajaran.