DATA PENGUNJUNG

Website counter

MISKONSEPSI

Setiap manusia berpikir, begitulah alaminya seorang manusia sampai - sampai ada seorang filsuf Prancis yang bernama Rene Descartes mengatakan "cogito ergo sum" yang berarti "Aku berpikir maka aku ada".
Proses berpikir adalah hal yang lumrah, alami, dan normal. Cara berpikir seseorang menentukan bagaimana jadinya orang tersebut, orang yang berpikir besar maka akan menjadi 'besar' orang yang berpikir sempit maka hanya akan menjadi orang yang 'kerdil'....(baca selanjutnya)

MENYIKAPI ANAK KRITIS
Anak yang banyak bertanya menandakan kritis, cerdas, dan kreatif. Tapi banyak orang yang tak sabar, lalu bagaimanakah dengan Anda?

Hari Rabu pagi saya mengajar IPA di kelas 4 tentang energi. Seperti biasanya, setelah diberi arahan tentang yang akan dipelajari, saya biasa menugaskan siswa untuk membaca terlebih dahulu. Sepuluh menit berlalu, tiba – tiba siswa mulai ada yang bertanya “Pak Guru, listrik terbuat dari apa?”, mendapat pertanyaan demikian tentu saja saya berpikir cukup keras untuk mencari jawaban. Karena tidak mungkin saya jawab dengan teori listrik maka saya arahkan siswa dengan tanya jawab tentang dinamo sepeda. Akhirnya siswa yang bertanya tadi pun diam, seolah seperti sudah terpenuhi jawabannya.

Ternyata perkiraan saya salah...baca selanjutnya

Selasa, 10 Mei 2011

MISKONSEPSI


Setiap manusia berpikir, begitulah alaminya seorang manusia sampai - sampai ada seorang filsuf Prancis yang bernama Rene Descartes mengatakan "cogito ergo sum" yang berarti "Aku berpikir maka aku ada".
Proses berpikir adalah hal yang lumrah, alami, dan normal. Cara berpikir seseorang menentukan bagaimana jadinya orang tersebut, orang yang berpikir besar maka akan menjadi 'besar' orang yang berpikir sempit maka hanya akan menjadi orang yang 'kerdil'.
Einstein menjadi seorang ilmuwan modern yang karyanya sangat bagus karena cara berpikirnya yang luar biasa, Thomas Alva Edison menjadi penemu yang menakjubkan karena cara berpikirnya yang menakjubkan, meski berkali - kali mengalami kegagalan hingga mencapai 3000 kali sebelum menemukan lampu pijar yang sangat berguna hingga sekarang

"Genius is one per cent inspiration and ninety-nine per cent perspiration" (Thomas A.Edison).

Presiden kita SBY, menjadi presiden yang berwibawa karena cara berpikir beliau yang hebat, Presiden RI pertama, Sukarno menjadi orang yang amat disegani di dunia internasional juga karena cara berpikirnya yang tidak biasa. Hubungannya dengan kita? Bagaimanakah cara berpikir kita?

Cara berpikir ditentukan sejak manusia dapat menyerap informasi dari dunia luar, meskipun masih janin. Pemahaman yang diproses melalui pengalaman akan berkembang seiring bertambahnya usia dan pengalaman sehingga akhirnya membuat kita mempunyai pola pikir yang berbeda dari orang lain. Pola berpikir inilah yang disebut dengan konsepsi atau mindset.
Lalu apa hubungan konsepsi dengan guru?

Guru adalah figur yang dijadikan teladan bagi siswa baik PAUD, SD, SMP maupun siswa SMA. Cara berpikir guru akan sangat mempengaruhi cara berpikir siswa. Guru cerdas dan kreatif akan menghasilkan siswa dengan cara berpikir cerdas dan aktif, sebaliknya jika guru pemalas dan tak segan membocorkan soal UN maka akan menghasilkan siswa penuh kecurangan, yang akhirnya berkembang dengan cara berpikir menghalalkan segala cara.
Pembelajaran di sekolah cenderung masih berupa hafalah konsep pengetahuan. Siswa tidak diajak untuk menelaah suatu ilmu, apakah itu relevan ataukah tidak, serta bagaimana memecahkan masalah. Siswa dikatakan pintar bila mampu menghafal konsep yang dibuktikan dengan ujian meskipun konsep tersebut adalah konsep yang salah.
Mungkinkah praktik pendidikan sistem hafalan terus dilanjutkan?
Belajar dengan hafalan adalah hal yang penting, akan tetapi ilmu pengetahuan berkembang terus - menerus, jika cara belajar dengan hafalan yang paling dominan maka hanya akan menghasilkan manusia yang tak ubahnya seperti beo, hanya bisa menirukan saja, dan kekeliruan pemahaman akan pengetahuan pun diwariskan terus menerus, inilah miskonsepsi yang dimaksud.

Akhirnya jadilah generasi yang hanya puas memakai bukan mencipta, jadilah generasi mandek yang hanya menunggu bukan merintis. Miskonsep terjadi tidak hanya pada cara berpikir, tetapi juga meliputi salah konsep materi - materi pelajaran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar